Jumat, 10 Februari 2012

Batu, Lollypop, dan Belajar

Aku rindu pada seseorang yang seperti batu di padang pasir. Keras, namun hangat. Dan yang paling kurindukan adalah kehangatannya yang selalu membuatku nyaman. Meski hubungan ini tidak semanis lollypop warna warni, namun beginilah romansanya. Kita begitu biasa berdebat, berselisih, dan berseteru. Tetapi yang kita punya adalah yang istimewa. Tidak ada perdebatan dan perselisihan yang mampu menghancurkan yang kita punya. Biarlah hubungan ini berjalan apa adanya tanpa kepalsuan, tanpa kemunafikan. Dan kita bersama belajar untuk membuat semuanya lebih menyenangkan.

Selasa, 07 Februari 2012

Cerita Filsafat[ku]


Filsafat. Kini aku mulai belajar kembali tentangnya. Ia yang dulu pernah kujamah namun tidak pernah tuntas hingga kini setengah lupa. Aku kembali mendalaminya, salah satunya karena tuntutan dari beberapa mata kuliah yang aku ambil semester ini. Dan selain itu, jelas karena aku suka. Dulu aku mengurungkan niat untuk mendalaminya adalah karena ada perkataan dari seseorang, bahwa dengan belajar dan mendalami filsafat itu dapat menyebabkan aku gila. Konyol memang. Hanya karena sebuah pernyataan yang tanpa dasar itu aku menjadi terpengaruh. Tetapi kini kuputuskan untuk mempelajarinya kembali karena memang aku masih penasaran dengannya. Dan ternyata belajar filsafat itu menyenangkan! Dimulai dari pengantar filsafat, sejarah filsafat, hingga ke salah satu cabang filsafat yang berkaitan dengan spesifikasi ilmu yang aku pelajari kini, yaitu ilmu hukum.
Mengutip dari apa yang dikatakan oleh Socrates, bahwa tugas filsafat sebenarnya bukan menjawab pertanyaan yang diajukan, melainkan mempersoalkan jawaban yang diberikan. Di sinilah aku semakin merasa tertarik mempelajari filsafat. Pada dasarnya, belajar filsafat itu dapat melalui dua metode, yaitu secara teoritis dan secara praktis. Dalam metode teoritis, itu berarti kita belajar melalui pembelajaran di buku, perkuliahan, seminar, atau kursus, yang mana itu artinya kita mempelajari hasil pikiran dari orang lain tentang filsafat. Sebutan untuk orang yang belajar filsafat dengan metode yang pertama ini yaitu ahli filsafat. Sedangkan orang yang menggunakan metode praktis disebut filsuf. Ia  belajar filsafat melalui hal-hal yang sederhana, di mana ia dapat mendeskripsikan dan mendefinisikan tentang suatu hal dengan cara dan bahasanya sendiri. Seorang filsuf memiliki cara tersendiri untuk mencapai kesimpulan dan teori yang lain dari apa yang orang lain kemukakan melalui berfilsafat. Teorinya tersebut murni merupakan hasil pemikirannya sendiri dengan cara pandangnya sendiri terhadap suatu hal.
Dari situlah kuputuskan untuk belajar filsafat dengan menggunakan metode yang kedua. Tujuan yang ingin aku capai yaitu agar aku menjadi seorang filsuf. Meski aku tidak dapat-dan tidak ingin pula-menjadi filsuf terkenal seperti Plato atau Socrates, tetapi setidaknya aku ingin menjadi filsuf bagi diriku sendiri. Karena dengan menjadi filsuf, bagiku itu berarti kita sudah memiliki pendirian dan cara tersendiri dalam melakukan sesuatu dan menjalani hidup ini. Ganbatte!